Bantaeng 2009 Bersama Prof Andalan
Solusi Nurdin Abdullah Bebaskan Bantaeng dari Banjir
-------------------------------------------------------------------------
Bersama Bupati Bantaeng, Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah mengunjungi Cekdam di Batang Sikuyu, Bantaeng Sulawesi Selatan. Cekdam ini dibangun tahun 2009, setahun setelah beliau menjabat Bupati. Dulu daerah ini langganan banjir. Tiap tahun kala musim hujan, ribuan hektare sawah dan ratusan rumah warga terendam banjir dan rusak. Bantaeng jadi kota mati karena aktivitas warga lumpuh total.
Kini, berkat kecerdasan dan kreativitas Bupati Nurdin Abdullah, Bantaeng bebas banjir. Solusinya adalah membangun cekdam dengan fungsi utama mengatasi banjir. Sesaat setelah dilantik sebagai Bupati, Doktor lulusan Universitas Kyusu, Jepang, ini langsung mencari tahu akar masalah terjadinya banjir. Tiap Bantaeng diguyur hujan, ia selalu berkeliling ke seluruh pelosok Bantaeng untuk menemukan sumber banjir.
Upayanya berhasil. Ia akhirnya menemukan titik pertemuan delapan anak sungai di Kelurahan Batang Sikuyu. Ternyata di titik itu, di setiap musim hujan, air dari gunung yang mengalir ke sungai-sungai bertemu lalu mengalir ke kota. Terjangan banjir juga disebabkan karena kondisi hutan yang gundul dan buruknya sistem drainase. Maka, di lokasi itulah, Nurdin akhirnya membangun cekdam. Dengan dibangun cekdam, limpahan air dari delapan anak sungai tak lagi mengarah ke kota, tapi terbendung di cekdam yang sangat luas. Nurdin juga membuat sungai-sungai baru untuk mengalirkan air dari cekdam untuk kebutuhan irigasi.
Cekdam dibangun dengan menggunakan teknologi tinggi dari Jepang berstandar internasional dengan sistem multifungsi. Sehingga tak hanya bermanfaat sebagai pengendali banjir, cekdam juga berfungsi untuk irigasi, perikanan, cadangan air bersih, dan tempat wisata. Warga langsung menikmati manfaatnya. Lahan-lahan sekitar yang sebelumnya tidak produktif, kini bisa mendapat sumber air dan menjadi areal persawahan yang subur.
Banyak warga juga memanfaatkan cekdam sebagai arena memancing ikan. Kawasan di sekitar cekdam kini tampak asri dan hijau karena pembangunan cekdam dipadukan dengan program ”Jumat Bersih, Sabtu Menanam” yang digalakkan oleh satu-satunya Bupati di Indonesia yang bergelar profesor ini. Setiap hari Jumat aparat pemerintahan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan membersihkan lingkungan masing-masing bersama warga setempat. Aktivitas gotong royong ini, antara lain, difokuskan pada pembersihan selokan dan sampah di lingkungan sekitar. Sementara pada hari Sabtu, digalakkan gerakan menanam pohon demi menghijaukan Bantaeng. Guru Besar ilmu Kehutanan dan lingkungan ini sungguh mengaplikasikan ilmunya dalam membangun Bantaeng. Oleh Nurdin Abdullah, Bantaeng dibangun dengan memadukan konsep pembangunan modern yang memanfaatkan kemajuan teknologi dengan visi pelastarian ekologi yang kuat.
-
Komentar